Keutamaan dan Kiat Meraih Kekhusyu’an Shalat
Urgensi
Khusyu’ dalam Shalat
·
Khusyu’ dalam shalat adalah cermin kekhusyu’an
seseorang di luar shalat.
Khusyu’ dalam shalat adalah sebuah ketundukan
hati dalam dzikir dan konsentrasi hati untuk taat, maka ia menentukan nata’ij
(hasil-hasil) di luar shalat. Oleh karena itulah Allah memberi jaminan
kebahagiaan bagi mu’min yang khusyu’ dalam shalatnya.
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.
Yaitu orang-orang yang dalam shalatnya selalu khusyu’” (Al-Mu’minun:1-3).
Begitu juga iqamatush-shalah yang sebenarnya
akan menjadi kendali diri sehingga jauh dari tindakan keji dan munkar. Allah
berfirman,
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ
تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Dan tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat
itu mencegah tindakan keji dan munkar” (Al-Ankabut:45).
Sebaliknya, orang yang melaksanakan shalat
sekedar untuk menanggalkan kewajiban dari dirinya dan tidak memperhatikan
kualitas shalatnya, apalagi waktunya, maka Allah dan Rasul-Nya mengecam
pelaksanaan shalat yang semacam itu. Allah berfirman,
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ
هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Maka celakalah orang-orang shalat, yaitu
orang-orang yang lalai dari shalatnya” (Al-Maun: 4-5)
Shalat yang tidak khusyu’ merupakan ciri
shalatnya orang-orang munafik. Seperti yang Allah firmankan,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ
اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى
يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sessungguhnya orang-orang munafik itu menipu
Allah, padahal Allah (balas) menipu mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk
shalat mereka berdiri malas-malasan, mereka memamerkan ibadahnya kepada banyak
orang dan tidak mengingat Allah kecuali sangat sedikit” (An-Nisa’:142).